Terbaru! Data Sholat Umat Islam Indonesia
























JLEB!! INILAH DATA TERBARU SHOLAT UMAT ISLAM INDONESIA


Bicara Data tentang Sholat Umat Islam Indonesia.

Kita sepakat bahwa shalat 5 waktu hukumnya wajib. Meninggalkannya dengan sengaja adalah dosa besar. Tapi apakah seluruh umat Islam di Indonesia sudah menunaikannya?

Mari perhatikan data yg diambil dari Indonesia Moslem Report 2019 yg diterbitkan oleh Avara Research:

1. Umat Islam di Indonesia yg sudah menunaikan shalat 5 waktu dan selalu dilaksanakan secara berjamaah baru mencapai 2% saja.

2. Umat Islam di Indonesia yg sudah menunaikan shalat 5 waktu dan sering berjamaah baru mencapai 7,7% saja.

3. Umat Islam di Indonesia yg sudah menunaikan shalat 5 waktu dan kadang-kadang berjamaah mencapai 29,2%.

4. Umat Islam di Indonesia yg sering shalat 5 waktu mencapai 33,8%.

5. Umat Islam di Indonesia yg kadang-kadang shalat 5 waktu mencapai 26,8%.

6. Umat Islam di Indonesia yg tidak pernah shalat 5 waktu mencapai 0,4%.

Sehingga, dapat kita ambil kesimpulan bahwa umat Islam di Indonesia yg selalu melaksanakan shalat 5 waktu baik sendirian atau pun berjamaah baru mencapai 38,9% atau 4 dari 10 orang saja. Sisanya masih 'sering' dan 'kadang-kadang' saja shalat 5 waktunya atau 6 dari 10 orang masih 'bolong-bolong' shalatnya.

Ditinjau dari sisi usia/pembagian generasi, semakin dewasa maka cenderung semakin tertib dalam melaksanakan shalat 5 waktu baik sendirian maupun secara berjamaah. Namun, kondisi ini berlawanan dengan generasi yg lebih muda, khususnya Gen Z dan Younger Millenial, semakin muda maka semakin 'bolong-bolong' shalatnya.

Maksud saya menyajikan ini adalah, diambil dari satu Rukun Islam -yaitu shalat lima waktu saja yg sifatnya wajib dan mutlak bagi seluruh umat Islam, kita masih punya pekerjaan rumah yg begitu besarnya. Masih ada 61,1% saudara kita yg harus kita rayu, ajak, motivasi untuk bisa menunaikan kewajibannya.

Siapa yg akan melakukannya? Ya, seluruh komponen dari kita semua. Baik itu tradisionalis, modernis, atau pun yg fundamentalis. Yg tradisionalis, modernis dan fundamentalis menyentuh lewat jalur pendekatan kultural hingga prosedural dengan 'bahasa' yg dipahami oleh masing-masing cluster masyarakatnya.

Percayalah, jika kita sibuk dengan menyelesaikan problematika umat Islam di Indonesia terkait BAB SHALAT 5 WAKTU ini saja, kita tidak ada waktu dan energi untuk berdebat, saling caci, saling hina. kita bahkan sibuk duduk bersama, membuat pemetaan dakwah. Yg tradisionalis dakwah di mana, yg modernis dakwah di mana dan yg fundamentalis dakwah di mana. Targetnya dibuat, misal tahun 2025 ini yg bolong-bolong shalat 5 waktunya harus berkurang minimal 5 dari 10 atau 50%-nya sudah bisa diajak shalat baik sendirian maupun berjamaah. Atau menaikkan prosentase orang yg sudah shalat 5 waktu dari sendirian menjadi kadang-kadang berjamaah atau menjadi sering berjamaah. Serius, sibuk kita. Tak sempat buang-buang waktu dan energi untuk saling membenci. Yg ada adalah saling berkolaborasi.

Nah, jangan-jangan kita tidak punya prioritas dakwah dan tidak tahu data umat Islam di Indonesia potretnya bagaimana. Sehingga sebagian dari kita berdakwah secara sporadis, tanpa rencana. Padahal, gagal dalam berencana adalah merencanakan kegagalan.


Bersambung.... 

Comments

Popular posts from this blog

Terbaru!! 2 Tahun Kemudian Tidak Ada Lagi Tenda di Mina, Berubah Jadi Gedung Bertingkat

Haji 2024 Arab Saudi Warnai Jalan Masyair Menjadi Putih Agar Jemaah Tak Kepanasan

Ajib! Mengenal Arsitek Masjid Haramain yang Menolak Bayaran Sepeser Pun

Tenang! Jamaah Haji 2024 Bisa Masuk Raudhoh dengan Tashreh

Haji 2024! Ini Prosedur Terbaru Rangkaian ke ARMUZNA dengan Smart Card

Rahasia Penyusunan Hadits

Meneladani Pak Natsir

New! Beasiswa Arab Saudi 2024